Kehilangan
Pada suatu malam di musim semi.
Malam itu gerimis, di luar rumah suara pergerakan angin yang khas terdengar samar-samar, dari kaca kamar terlihat kabut memenuhi taman bunga milik al-Marhum mendiang mamah. Mendiang mamah sangat menyukai bunga, apapun jenis bunganya, kata papah, "Mamah sangat menyukai bunga, saking sukanya pada bunga, pernah suatu hari ketika mamah dan papah lari pagi, saat melewati jalan di pinggiran danau kecil, tepat di bawah rindangnya pohon cemara terselip tumbuh bunga mawar, dengan segera ibu menghampiri dan mengambilnya dengan hati-hati untuk kemudian ditanam kembali di taman."
Bagiku mamah adalah orang baik, hatinya mudah tersentuh. Pernah suatu hari, saat itu cuaca sagat panas, di depan rumah terdengar seorang pedagang gorengan keliling menawarkan makanan dagangannya, "gorengaaan gorengaan murah meriiaah masih hangat," begitu sahutan yang berulang-ulang dari seorang pedagang. Pedagang itu nampak kelelahan, tetesan keringat dan warna debu di wajahnya yang mulai keriput seakan-akan memberi tahu bahwa dia seorang pekerja yang ulet dan tanpa lelah.
"Paaak gorengannya paaak" teriak mamah sambil berjalan menuju pintu depan. Pedagang itu dengan cepat menghampiri mamah dan mulai membuka gorengannya di wadah yang ditutupi kain. "Beli berapa bu? tawar si pedagang, jawab mamah, "Kami borong setengahnya saja ya, pak?, raut wajah si bapak pedagang itu nampak sumaringgah mendengar jawaban mamah. Dengan penuh bahagia si bapak pedagang membungkus gorengan seraya berkata, "semuanya 50 ribu, bu?" Mamah memberikan uang 100 ribu rupiah, "Bu, apakah tidak ada uang kecil,? belum ada untuk kembaliannya, bu," timpal si bapak pedagang, "Dak apa-apa ambil saja kembaliannya untuk anak dan istri di rumah ya, pak," mendengar ucapan mamah si bapak pedagang nampak setengah malu namun berbahagia seraya berucap trimakasih.
Begitulah mamah mengajariku tentang arti kasih sayang, bukan dengan banyaknya nasihat-nasihat bijak melainkan langsung dengan contoh perbuatan yang amat mulia. Mamah pernah berkata ketika kami sarapan pagi, "Sayang, anak-anak lebih membutuhkan contoh ketimbang sebuah kritikan."
sepuluh tahun telah berlalu mamah meninggalkan aku dan papah, aku anak semata wayang, aku bersyukur mempunyai orang tua yang amat baik dan begitu penyayang. Papah sangat tanggung jawab, begitu juga dengan mamah. Selama sepuluh tahun itu pula papah tidak pernah mencari pengganti mamah, aku sebagai anaknya meski penasaran namun tidak berani bicara kenapa papah belum mencari pengganti mamah,. Tetapi pada malam itu rasa penasaranku terjawab sudah saat malam-malam papah menghampiriku di kamar.
Papah masuk kamarku dan menghampiriku yang tengah sakit berbaring di atas kasur, membelai rambut dan sesekali mencium keningku seraya berdoa, "Cepat sembuh sayang, papah tidak mau kehilangan lagi orang yang papah sayangi," aku bertanya memberanikan diri, "Pah, kenapa papah belum mencari pengganti mamah,? papah kan perlu ada yang ngurusi." Papah terdiam sejenak, dalam hati aku merasa apakah papah tersinggun dan akan marah atau tidak, sambil ikut berbaring dan menyelimuti aku papah berkata lumayan panjang, "Bagi papah satu istri cukup untuk dua kehidupan, sayang. Papah siap mejadi papah sekaligus mamah untuk kamu anak satu-satunya milik papah dan mendiang mamah, Takdir manusia memang seperti itu, kalau tidak meninggalkan pasti akan ditinggalkan, kalau tidak demikian, kapan kita akan merasa bahwa seseorang itu amat berharga dalam hidup kita."
Aku menatap mata papah yang mulai berkaca-kaca, ada rasa sesal karena aku bertanya namun hatiku lumayan lega karena rasa penasaran selama sekian tahun sudah terjawab. Papah mengambil foto mamah saat masih muda yang aku taruh di meja di samping kasur, papah mengusapa fotonya lalu berkata penuh makna, "Nak, kelak ketika kamu dipertemukan dengan orang-orang yang mencintai kamu, entah itu pasangan hidup, teman, keluarga dan orang tua, berbuat baiklah pada mereka, berkasih sayanglah pada mereka, rasa kangen setelah kematian kadang tidak tertahankan, intinya kamu harus jadi orang baik kepada siapa pun, karena itu yang selalu mamah ajarkan pada kita berdua, gimana, siapp? "siappp laksanakan pah." jawabku sambil memeluk papah, papah membalas pelukan dengan kecupan lembut lalu mematikan lampu kamar dan kami pun akhirnya tidur.
hai, terima kasih telah memposting di komunitas philosophy. Saya admin sekaligus moderator di komunitas ini. Kalau bisa posting dengan bahasa inggris agar semua pembaca dapat memahaminya. Jika tidak juga ga apa. sebab peraturan di komunitas ini tidak mewajibkan bahasa berbeda. terima kasih dan salam