Modal Dasar Jadi Investor Sukses: Pahami Bagaimana Ekonomi Bekerja

0 53
Avatar for SharingCrypto
3 years ago

Pengetahuan tentang dasar ekonomi dan bagaimana ia bekerja sangat penting untuk kesuksesan kita sebagai investor. Dengan pemahaman akan cara kerja ekonomi, kita dapat memahami apa yang sedang terjadi saat ini, baik dalam konteks kondisi ekonomi, politik dan sosial sehingga kita dapat memperkirakan dampaknya terhadap investasi kita.

Pasar saham, obligasi, valas, komoditas dan bahkan cryptocurrency tidak lepas dari ekonomi, karena jika ada sesuatu yang buruk terjadi pada ekonomi, semua jenis investasi tersebut pasti akan terkena dampak juga.

Selain itu, dengan memahami ekonomi, kita dapat memfilter berita keuangan untuk memisahkan mana informasi yang perlu kita perhatikan dan mana yang tidak dalam pengambilan keputusan investasi kita. Harapannya kita bisa mengambil keputusan yang lebih baik.

Disclaimer: tulisan ini akan cukup panjang, jadi siapkan kopi, cemilan, mental dan konsentrasi kamu. Tidak disarankan membaca kalau sedang ngantuk. Topik ini juga cukup berat, mudah-mudahan tidak membosankan ya. Masih belajar nulis nih, heuuuu... are you ready? Goo....

Apa Itu Ekonomi

Definisi klasik dari ekonomi adalah “ilmu yang mempelajari penggunaan sumber daya yang terbatas yang memiliki kegunaan alternatif”. Secara sederhana, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia membuat “keputusan” untuk menggunakan sumber daya mereka yang terbatas untuk memenuhi keinginan mereka yang mungkin tidak terbatas. Keputusan-keputusan ini tercermin dalam transaksi yang mereka lakukan disuatu sistem ekonomi.

Perekonomian mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan produksi, konsumsi dan perdagangan barang dan jasa di suatu daerah. Setiap orang mulai dari individu hingga kelompok seperti keluarga, perusahaan, bank dan pemerintah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Perekonomian suatu wilayah atau negara tertentu diatur oleh budaya, hukum, sejarah, kondisi geografi dan faktor-faktor lainnya. Ekonomi berkembang karena adanya keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh para peserta ekonomi, oleh karena itu, tidak ada dua ekonomi yang identik.

Mengutip paparan Ray Dalio dalam “How the economic machine works”, ia menjelaskan “meskipun ekonomi mungkin tampak rumit, sebenarnya ekonomi bekerja secara sederhana, terdiri dari beberapa bagian yang sederhana dan transaksi sederhana yang diulang miliaran kali”. Berikut SharingCrypto akan mencoba untuk menceritakan kembali apa yang disampaikan oleh Ray Dalio.

Cara Kerja Ekonomi

Menurut Ray Dalio, ekonomi hanyalah jumlah transaksi yang membentuknya dan transaksi adalah hal yang sangat sederhana. Kita melakukan transaksi sepanjang waktu. Setiap kali kita membeli sesuatu, kita membuat transaksi dan setiap transaksi terdiri dari dua komponen, yaitu pembeli dan penjual.

Pembeli ingin menukar uang atau kredit dengan barang, jasa, atau aset keuangan untuk memenuhi keinginannya, sedangkan penjual menukarkan kepemilikannya dengan uang untuk mendapatkan keuntungan.

Transaksi merupakan komponen utama dalam suatu “mesin ekonomi”. Jika kita menjumlahkan seluruh uang yang dibelanjakan (cash dan credit), kita bisa mengetahui total pengeluaran. Jika kita membagi total pengeluaran dengan jumlah barang terjual, maka kita akan mendapatkan harga. Jika kita memahami transaksi, kita bisa memahami ekonomi.

Seperti disampaikan sebelumnya, individu, perusahaan, bank dan pemerintah semuanya terlibat dalam transaksi ini. Dari para peserta tersebut, pemerintah adalah pembeli dan penjual terbesar, yang terdiri dari dua bagian penting, yaitu pemerintah pusat dan bank sentral.

Pemerintah pusat menarik pajak dan menggunakannya untuk membiayai belanja negara, sedangkan bank sentral mengontrol jumlah uang dan kredit dalam perekonomian dengan menaikan atau menurunkan suku bunga ataupun mencetak uang baru. Brrrrrr.......... (suara mesin print). Keputusan bank sentral tersebut biasa disebut sebagai Monetary Policy.

Monetary policy

Kebijakan moneter atau monetary policy dilakukan oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas harga dipasar agar transaksi tetap berjalan lancar, ingat transaksi adalah komponen utama dalam mesin ekonomi. Mari kita bedah sedikit terkait fungsi bank sentral yang pertama, yaitu mengontrol suku bunga.

Dalam ekonomi kita saat ini, kita dapat mengkonsumsi lebih banyak daripada kemampuan atau produktivitas kita dengan cara meminjam uang atau berhutang (credit). Jika banyak orang yang berhutang, maka jumlah total pengeluaran akan semakin meningkat. Peningkatan pengeluaran mendorong ekonomi dan hal ini biasa kita sebut sebagai ekspansi.

Seperti disampaikan sebelumnya, jika kita membagi total pengeluaran dengan jumlah barang terjual, kita akan mendapatkan harga. Saat total pengeluaran meningkat akibat hutang (credit), dan produksi barang cenderung tetap, maka otomatis harga akan meningkat. Peningkatan harga ini dinamakan inflasi.

Note: dalam rumus A= B/C, jika “B” (pembilang) meningkat dan “C” (penyebut) tetap, maka hasil pembagian “A” akan meningkat.

Inflasi yang terlalu tinggi dapat menurunkan kemampuan beli dari para peserta ekonomi dan hal ini tidak baik bagi mesin ekonomi, oleh karena itu bank sentral akan melakukan kebijakan moneter dengan cara menaikan suku bunga.

Dengan naiknya suku bunga, semakin sedikit orang atau perusahaan yang mampu untuk berhutang, akibatnya kemampuan beli menurun, sehingga konsumsi akan menurun dan total pengeluaran pun akan menurun. Dengan logika yang sama, penurunan total pengeluaran ini (produksi tetap) menyebabkan harga menurun. Penurunan harga ini dinamakan deflasi dan ekonomi berada dalam fase resesi.

Fase resesi yang terlalu lama tentu juga tidak baik bagi ekonomi, sehingga bank sentral akan menurunkan kembali suku bunga. Penurunan suku bunga menyebabkan semakin banyak orang dan perusahaan yang kembali sanggup untuk berhutang, dimana kenaikan hutang akan mengingkatkan daya beli yang kemudian meningkatkan konsumsi dan total pengeluaran sehingga ekonomi akan kembali ke fase ekspansi dan siklus ekonomi pun berlanjut.

Dengan menaikan dan menurunkan suku bunga, bank sentral dapat mengontrol harga dan menjaga agar transaksi tetap berjalan dan mesin ekonomi tetap sehat. Secara historis, kebijakan ini tidak selamanya berhasil mengontrol stabilitas ekonomi, karena sifat alami manusia yang tidak pernah puas akan terus meningkatkan jumlah hutang dalam ekonomi.

Dalam jangka pendek, peningkatan hutang ini terlihat sangat bagus karena pendapatan meningkat, nilai aset meningkat dan semua orang merasa kaya. Tetapi, “what goes up, must come down”, semua yang naik pada akhirnya harus turun juga. Peningkatan kekayaan akibat hutang ini akan menyebabkan bubble dan jika bubble itu pecah, kita akan memasuki fase deleveraging.

Deleveraging

Oke, SharingCrypto masih hutang satu penjelasan terkait fungsi bank sentral yang kedua, yaitu mencetak uang baru. Tetapi sebelum kesana, ada baiknya kita pahami dulu terkait deleveraging. Fase deleveraging terjadi ketika bubble sudah pecah, dimana hutang sudah sangat tinggi dan berbeda dengan resesi, pada fase deleveraging, penurunan suku bunga sudah tidak bisa lagi menyelamatkan kondisi ini karena suku bunga sudah sangat rendah (sudah 0%).

Pada kondisi hutang yang terlalu tinggi ini, pemberi pinjaman (lender) semakin skeptis dan menolak untuk memberikan pinjaman karena khawatir peminjam (borrower) tidak bisa membayar hutangnya. Tanpa adanya hutang, borrower akan kehilangan kemampuan untuk membayar hutang yang dimilikinya sekarang.

Akibatnya mereka terpaksa harus menjual aset mereka. Penjualan aset ini akan meningkatkan supply dan pada akhirnya menurunkan nilai dari aset tersebut. Dalam dunia crypto kita sudah sangat familiar dengan kondisi ini, jika banyak yang jual, harga pasti turun.

Ada empat cara yang biasa dilakukan oleh pemangku kebijakan dan peserta ekonomi lainnya untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu :

  • Mengurangi pengeluaran

  • Pengurangan hutang dengan penghapusan hutang atau restrukturisasi

  • Pendistribusian kekayaan dari yang berada ke yang kurang berada

  • Bank sentral mencetak uang baru

Yuk kita bahas satu persatu

1.       Mengurangi pengeluaran

Hal paling pertama yang dapat kita lakukan saat kita punya banyak hutang adalah dengan mengurangi pengeluaran atau berhemat. Penghematan ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan kita untuk membayar hutang yang sudah menumpuk, sehingga kita tidak perlu menjual aset kita. Tetapi kenyataannya tidak semudah itu.

Saat kita mengurangi pengeluaran/konsumsi, transaksi yang merupakan komponen utama ekonomi berkurang, total pengeluaran berkurang, harga turun (deflasi) dan otomatis mengurangi pendapatan pihak lain, contohnya perusahaan.

Gampangnya, kalau semua orang berhemat, penjualan perusahaan akan menurun, pendapatan mereka juga menurun, penurunana pendapatan ini juga memaksa perusahaan untuk berhemat.

Apa yang terjadi jika perusahaan melakukan penghematan? Salah satunya adalah penutupan lini usaha karena “untuk apa produksi kalau tidak ada yang beli”. Penutupan lini usaha ini tentu saja menyebabkan PHK.

PHK ini otomatis akan menurunkan pendapatan pekerja dan membuat pekerja semakin tertekan karena sudah susah payah berhemat untuk bayar hutang, kena PHK pula. Aduh makkk...... Dalam kondisi ini, berhemat bukan lagi solusi, oleh karena itu kita butuh opsi lain, yaitu penghapusan hutang atau restrukturisasi.

 

2.       Pengurangan hutang dengan penghapusan hutang atau restrukturisasi

Pada kondisi dimana borrower sudah tidak sanggup lagi membayar hutang ke bank, biasanya lender akan mulai gelisah dan bertanya apakah bank bisa mengembalikan uang kita kalau semua borrower bangkrut? Apa dampaknya? Yup lender akan buru-buru menarik uang dari bank dan penarikan secara tiba-tiba dan serempak ini membuat bank benar-benar tidak sanggup mengembalikan uang lender dan semua pihak bangkrut.

Kondisi ini biasa disebut sebagai fase depresi. Penghapusan hutang tidak dapat dihindari karena semua sudah bangkrut. Ini ibarat kita kasih pinjam uang ke temen, kemudian temen tersebut bangkrut dan kita terpaksa menghapus hutang tersebut “ya udah deh gue ikhlasin aja” Hiks....

Sebagai lender tentu saja kita tidak mau hal ini terjadi, oleh karena itu ada solusi lain, yaitu restrukturisasi. Restrukturisasi ini lebih baik daripada penghapusan hutang, karena lender masih bisa mendapatkan sesuatu.

Restrukturisasi hutang bisa berupa pengurangan pokok hutang, pengurangan bunga ataupun perpanjangan tempo pembayaran. Semua opsi ini memberikan kerugian bagi lender, tapi daripada gak dapet apa-apa, ya kan?

Lalu apakah masalahnya selesai sampai disini? Tentu tidak, karena walaupun hutang sudah direstrukturisasi, borrower masih berada pada situasi sulit dimana mereka tidak punya pekerjaan dan pendapatan.

Kondisi ini tidak bagus bagi pemerintah pusat, karena pemerintah pusat mendapat pemasukan dari pajak penghasilan. Disisi lain, pemerintah pun harus memberikan stimulus ekonomi kepada rakyat karena banyaknya pengangguran. Kalau di Indonesia namanya BLT.

Apa yang terjadi saat pendapatan pemerintah berkurang, tetapi mereka harus memberikan BLT? Yup terjadi yang namanya defisit anggaran. Defisit anggaran ini memaksa pemerintah untuk menaikan pendapatan dengan meningkatkan pajak atau berhutang. Akhir-akhir ini sering denger nih ya soal peningkatan pajak dan hutang pemerintah.

Tapi dalam kondisi orang tidak punya pekerjaan, apa mungkin pemerintah menaikan pajak? Bisa kena demo. Lalu darimana uang itu bisa didapatkan? Jawabannya dari orang berada, dan ini membawa kita ke solusi yang ketiga, yaitu pendistribusian kekayaan dari yang berada ke yang kurang berada. Anjir capek juga ngetik ini....

3.       Pendistribusian kekayaan dari yang berada ke yang kurang berada

Dalam ekonomi kita saat ini, bukan rahasia lagi kalau sebagian besar kekayaan dikuasai oleh segelintir orang atau kelompok. Dalam situasi pemerintah butuh uang, pemerintah bisa membuat kebijakan untuk membebankan pajak yangh lebih besar kepada orang-orang berada. Kebijakan ini dapat memfasilitasi pendistribusian kekayan dari yang berada ke yang kurang berada.

Kondisi buruk yang dialami oleh orang yang kurang berada (miskin) menimbulkan rasa iri dan kebencian terhadap orang yang berada (kaya). Kebencian ini juga menekan orang kaya dan menyebabkan mereka membenci orang miskin. Kondisi ini, jika tidak dikendalikan dengan baik akan menyebabkan konflik sosial.

Bisa kita lihat sekarang ini ada orang kaya di Instagram mulai meledek yang miskin dengan pamer kekayaan dan orang miskin yang kesal mulai menghujat di kolom komentar, sounds familiar? Konflik sosial yang tidak terkendali bisa menyebabkan revolusi dan perubahan politik yang bisa berakibat fatal, contohnya penggulingan kekuasaan pemerintah, seperti yang terjadi di Indonesia pada krisis moneter 1998.

Baru baru ini jagad Twitter diramaikan oleh salah satu anggota kongres Partai Demokrat Amerika yaitu Alexandria Ocasio Cortez dimana ia mengenakan gaun bertuliskan “Tax the rich” menggunakan warna merah menyala yang sangat kontras dengan dasar putih. Beberapa contoh diatas menggambarkan hubungan antara ekonomi dengan politik dan sosial budaya.

sumber: meaww.com

Selain membebankan pajak kepada yang kaya, opsi lain yang dapat dilakukan pemerintah pusat adalah dengan mendapatkan dana segar, baik dari hutang luar negeri ataupun dengan mencetak uang baru. Disinilah peran kedua dari bank sentral dibutuhkan, yaitu mencetak uang baru, karena pemerintah pusat tidak punya kewenangan untuk mencetak uang.

4.       Bank sentral mencetak uang baru

Berbeda dengan tiga solusi sebelumnya yang bersifat deflationary, mencetak uang baru adalah solusi yang bersifat inflationary. Bank sentral dapat mencetak uang dan menggunakan uang tersebut untuk membeli aset dan obligasi pemerintah atau bisa dibilang bank sentral memberi hutang kepada pemerintah.

Dengan adanya dana segar ini, pemerintah yang tadinya memiliki defisit anggaran, kini mampu untuk memberikan stimulus (BLT) kepada masyarakat. Pemberian BLT ini secara langsung dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan akan meningkatkan kembali daya beli, transaksi, total pengeluaran dan seterusnya yang pada akhirnya akan membuat ekonomi kembali sehat. Pembelian aset oleh bank sentral ini biasa disebut dengan Quantitative Easing.

Quantitative Easing (QE)

Mengutip Investopedia, pelonggaran kuantitatif (QE) adalah bentuk kebijakan moneter tidak konvensional di mana bank sentral membeli sekuritas jangka panjang dari pasar terbuka untuk meningkatkan jumlah uang beredar dan mendorong pinjaman dan investasi.

Pembelian aset sekuritas oleh bank sentral ini menambah uang baru ke perekonomian, dan juga berfungsi untuk menurunkan suku bunga dengan membeli aset sekuritas pendapatan tetap. Pembelian ini juga memperbesar neraca bank sentral.

Karena kebijakan QE ini merupakan solusi yang bersifat inflationary, tentu saja kebijakan ini akan menyebabkan inflasi. Topik yang saat ini juga hangat dibicarakan. Skenario terburuk yang mungkin terjadi dari QE ini adalah: QE menyebabkan inflasi, tetapi tidak mendorong pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan. Kondisi ini biasa disebut sebagai stagflasi.

Pemangku kepentingan harus bisa menyeimbangkan ketiga solusi yang bersifat deflationary dengan kebijakan QE yang bersifat inflationary agar proses deleveraging bisa berjalan dengan mulus dan tidak menyebabkan konflik.

QE yang berlebihan akan menyebabkan membengkaknya neraca bank sentral dan tentu hal ini juga tidak baik. Untuk mendapatkan kombinasi yang pas, bank sentral perlu mengontrol aktivitas QE mereka dengan menambah atau mengurangi pembelian aset seperti yang disampaikan sebelumnya. Pengurangan pembelian aset inilah yang biasa disebut sebagai tapering.

Kesimpulan

Dalam investasi, kita perlu memahami bagaimana cara ekonomi bekerja agar kita dapat beradaptasi dan mengambil keputusan terbaik bagi investasi kita. Kita juga bisa memahami keputusan keputusan yang diambil oleh pemangku kebijakan dan memprediksi arah kebijakan mereka kedepannya.

Pemahaman akan ekonomi juga dapat memperjelas sedang berada dalam fase apa ekonomi kita saat ini, yang secara tidak langsung memberi tahu kita untuk mementukan kelas aset mana yang harus dihindari dan mana yang harus dikoleksi dan segala resiko yang ada.

Sebagai penutup, berikut adalah tiga nasehat yang diberikan oleh Ray Dalio:

  • Peningkatan hutang tidak boleh lebih tinggi dibandingkan peningkatan penghasilan.

  • Peningkatan penghasilan tidak boleh lebih cepat daripada produktivitas.

  • Lakukan segala hal yang kamu bisa untuk meningkatkan produktivitas.

Yang mau tanya-tanya atau punya feedback , bisa comment atau gabung ke Telegram grup di @SharingCrypt0 (huruf O pakai angka 0). Jika bermanfaat, silakan share. Dukungan dan masukan kalian akan mendorong SharingCrypto untuk terus berkarya dan membuat konten yang lebih baik lagi. Matur Tengkyu

 

SharingCrypto – Oktober 2021

 

Referensi:

https://www.youtube.com/watch?v=PHe0bXAIuk0

https://www.investopedia.com/terms/e/economy.asp

https://www.investopedia.com/terms/q/quantitative-easing.asp

lead image photo by Ibrahim Boran on Unsplash

6
$ 0.00
Avatar for SharingCrypto
3 years ago

Comments