Kisah Lea mengajarkan bahwa di dalam hidup yang tidak sempurna dan penuh dengan penolakan manusia, kita punya Allah yang sempurna dan sanggup memberkati kita. Sesungguhnya, tidak ada orang yang memiliki segalanya. Rahel yang dicintai tidak berbuah, tetapi Lea yang tidak dicintai justru berbuah.
Jika kita ingin hidup kita diberkati, jangan menuntut lebih. Belajarlah untuk berterimakasih dalam perkara sederhana dan bersyukurlah untuk kekurangan kita.
Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul. Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku." Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi. (Kejadian 29:31-35)
Ada 4 level untuk maju sekalipun dalam penolakan :
TUHAN MELIHAT
Janganlah sia-siakan kesengsaraan jiwa dan janganlah berhenti di level amarah dan kecewa. Jagalah hati dengan segala kewaspadaan dan tetaplah maju dengan sengaja untuk melakukan kehendak Allah. Kerinduan Lea di level ini hanyalah cukup sampai Tuhan tahu pergumulan hidupnya. Tidak perlu menuntut lebih dan belajarlah mencukupkan diri secara emosi!TUHAN MENDENGAR
Janganlah berdoa untuk perkara yang salah, seperti pembalasan terhadap musuh. Asal kita tahu bahwa doa kita sudah didengar, tidak perlu menunggu jawaban hari itu. "Tidurlah" saja, artinya milikilah sikap hati yang tenang dan percaya dalam menantikan jawaban Allah.SAYA BERUSAHA
Pewahyuan bahwa Tuhan melihat dan mendengar saja tidaklah cukup. Di level ini kita harus berusaha untuk menjalin hubungan dengan manusia, namun janganlah terlalu berharap bahwa orang-orang di sekitar kita akan berubah duluan atau berubah kemudian!SAYA BERSYUKUR
Di level terakhir ini, Lea memuji Tuhan dan mengalami kemenangan dalam batinnya. Lea mengubah fokusnya dari suami yang kurang mengasihinya kepada Tuhan yang sangat mengasihinya; dari mengasihani diri sendiri kepada mensyukuri apa yang sudah dia miliki; dan dari mencoba mengubah orang lain kepada mengubah dirinya sendiri. Itulah sebabnya, dalam penolakan suaminya, Lea justru diberkati dan dicintai oleh Allahnya!