Minggu 9 januari 2022
Resource di gital yang satu ini tidak ada habis-habisnya untuk di bahas,mengingat Bitcoin adalah raja dari Cryptocurrency.
Bitcoin mulai dari harga USD 0,08 di tahun 2009 dan kini harganya menembus USD 46ooo, bahkan jauh lebih tinggi. Nilainya naik puluhan ribu persen dari awal perilisannya.
Nah pada saat ini menurut CoinMarketCap, complete sudah 18,9 juta Bitcoin sudah ditambang, hampir 90% dari suplai habis. Dari jumlah yang sudah ditambang, 3,7 juta hilang selamanya karena beberapa alasan, misalnya akses atau kematian pemilik.
Artinya, hanya tersisa 10% Bitcoin atau sekitar 2 juta yang tersisa saat ini. Bitcoin diperkirakan akan sepenuhnya habis ditambang pada tahun 2140.
Jika Bitcoin semakin langka dan kemudian habis, sebagian besar mendukung finansial bahwa harganya justru akan meningkat. "Terlebih lagi, Bitcoin dikatakan tidak akan pernah benar-benar habis menurut para pecintanya, karena akan selalu ada yang mau menjual Bitcoin Miliknya.
JPMorgan memperkirakan, harga Bitcoin bisa mencapai US$ 146.000 dalam jangka panjang, dengan target harga jangka pendek sebesar US$ 73.000 untuk tahun 2022.
Proyeksi itu tertuang dalam laporan perdana dari publikasi terbaru JPMorgan pekan lalu berfokus pada prospek investasi alternatif, termasuk aset digital. "Kemunculan kembali inflasi di kalangan pendukung keuangan selama September dan Oktober 2021, meningkatkan minat dalam penggunaan Bitcoin sebagai lindung nilai," ujarnya.
Apakah ini berarti Bitcoin akan runtuh atau meroket, biarlah waktu yang akan menjawab, berdasarakan pada kenyataan yang kita Alami,seberapa dalampun Bitcoin jatuh dia pasti bangkit menuju ATH baru.
Mari kita lihat beberapa maslah yang membuat Bitcoin jatuh pada 2021 sampai awal 2022 ini.
BANGKRUTNYA EVERGRANDE
Evergrande bunch adalah pengembang properti terbesar kedua di China dan berutang sekitar 300 miliar dolar. Ada yang berpendapat bahwa keruntuhannya dapat memicu krisis keuangan yang lebih luas.
Berita yang bertentangan tentang apakah raksasa properti China Evergrande telah gagal membayar kredit yang telah jatuh, muncul tepat sebelum jatuhnya harga Bitcoin (BTC) 2021. ini adalah guncangan yang berat terhadap BTC pada 2021 lalu.
Dua menit setelah pembayaran Evergrande jatuh beat, Deutsche Market Screening Agentur mengeluarkan pengumuman pada hari Rabu pukul 4 sore UTC yang menyatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan kehancuran terhadap Evergrande.
Dua jam kemudian, sekitar pukul 6 sore UTC, Bitcoin mulai mundur selama berjam-jam menjadi 62.800 dolar.
Berdasarkan pantauan information dari Coinmarketcap, Sabtu pagi (8/1/2022), Bitcoin (BTC) masih terus melemah sebesar 3,19 persen dalam 24 jam, dan 9,99 persen dalam 7 hari .
Tapi justru karna hal ini BTC kembali naik dan mencapai ATH baru di angka 68.231.9 dolar atau hampir setara Rp970 juta pada 20 oktober 2021.
PENGUMUMAN KENAIKAN SUKU BUNGA THE FED
Harga Bitcoin turun tajam setelah Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) merilis risalah pertemuan pada Desember. Kebijakan yang menghambat tekanan inflasi dan potensi suku bunga The Fed untuk segera dimulai pada Maret 2022.
Pertemuan terakhir Federal Reserve pada Desember tersebut menunjukkan para pejabat membahas apakah akan mulai menyusutkan neraca bank sentral AS yang membengkak sebesar USD 8,3 trilyun.
sebagian orang memprediksi Bitcoin akan mengalami penurunan yang sangat tajam, tapi jika kita melihat kembali kasus-kasus Evergrande kemungkinan BTC akan meroket tahun ini, percaya atau tidak ini adalah masalah waktu.
Artikel ini ditulis untuk tujuan hiburan dan pendidikan bukan merupakan ajakan untuk berinvestasi, silakan komentar di kolom komentar di bawah ini,saya sangat senang dengan masukan .
.($