Bitcoin anjlok investor panik
Bitcoin dan kawan-kawan turun semakin dalam,investor semakin panik,mereka sebagian besar sudah menjual bitcoinnya untuk mengurangi resiko.
Apa penyebab bitcoin jatuh?.
Negeri Presiden Vladimir Putin akan melarang penggunaan dan penambangan kripto.Kripto membahayakan keuangan, kesejahteraan warga, dan kebijakan kebijakan. Ini merupakan pukulan terbaru setelah langkah serupa dilakukan sejumlah negara Asia dan Amerika Serikat (AS).ini merupakan salah satu penyebab dari sekian banyak penyebab bitcoin anjlok.
Anjloknya harga mata uang kripto juga akhirnya mengakibatkan kapitalisasi pasar cryptocurrency global menguap. Melansir data dari Coin Market Cap, pada perdagangan Senin (24/1) hingga pukul 06:05 WIB, harga Bitcoin di kisaran US$ 35.629/koin, naik 2,12% dalam 24 jam terakhir. Tetapi dalam 7 hari terakhir, Bitcoin jeblok lebih dari 17%.
Dalam kondisi pasar yang lesu, Bitcoin masih menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar tertinggi yakni USD 688,94 miliar atau sekitar Rp 9.872,4 triliun.
Penurunan cryptocurrency mengikuti penurunan Wall Street, di mana Nasdaq Composite kehilangan 7,6 persen pada pekan ini, dan S&P 500 turun 5,7 persen. Ini menjadi penurunan ketiga berturut-turut.
Penurunan kripto juga di sebabkan dampak dari kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang membuat investor menahan segala minatnya terhadap aset berisiko, salah satunya adalah kripto.
Khusus untuk Bitcoin cs, sentimen negatif tambahan yang menyebabkan harganya terus melemah karena greenback yang kinerjanya terus menguat pada pekan lalu.
Sebagai salah satu alternatif mata uang digital, pergerakan Bitcoin juga berlawanan dengan arah dengan dolar AS. Ketika greenback menguat maka ada peluang Bitcoin dan kripto lainnya melemah karena mata uang alternatif ini digunakan oleh pemilik dalam satuan dolar AS.
Ivesco, perusahaan investasi yang di Atlanta, Amerika Serikat (AS) Bitcoin akan menuju ke bawah US$ 30.000/koin karena tindakan berdasarkan jebloknya Wall Street tahun 1929. Kemiripan tersebut terletak pada promosi besar-besaran kripto yang sama dengan yang dilakukan broker di Amerika Serikat sebelum Wall Street mengalami crash.
Sebelumnya analis UBS mengatakan pasar kripto berisiko mengalami "winter" alias penurunan kemudian stagnan dalam waktu lama.
Crypto winter sebelumnya pernah terjadi pada 2018 lalu, harga Bitcoin lebih dari 70%, kemudian cenderung stagnan hingga April 2019.
Ini adalah tamparan keras bagi investor crypto ,tapi bagaimanapuna kita harus tetap tenang agar tidak salah dalam mengambil keputusan.
Gambar dari pixabay
Artikel ini saya tulis hanya untuk informasi dan hiburan,bukan untuk tujuan promisi atau investasi.Terima kasih sudah membaca,jangan lupa berlangganan.